Selasa, 19 Oktober 2010

Cin(T)a : antara Cina, Anisa dan Tuhan

Awalnya aku nggak sengaja pinjem film ini, begitu nonton, dari awal sudah kelihatan kalo film ini berbeda dari film kebanyakan apalagi buat film Indonesia. Mulai dari sinematografi, alur babak, editingnya, penokohan, sampai dialognya.

Sebagian besar orang pasti akan bosen nonton film ini karena isinya orang ngomong aja. Film ini memang bisa dibilang seluruh adegannya datar dan mononton. Tapi dengan cantik kekurangan itu tertutupi oleh sinematografi dan backsound yang keren dan juga dialog-dialognya yang jadi poin plus utama ni film. Simak aja potongan dialog ini. 'Yakin lo masih mau sama gue, Tuhan gue aja berani gue hianatin apalagi elo. .' , 'elo kira kenapa Tuhan nyiptain ateis?'

Selayaknya orang kasmaran dunia serasa milik berdua,di film ini untuk pemain pendukung (baca: selain 2 tokoh utama) tidak pernah d tunjukkan wajah dan suaranya secara bersamaan, maksudnya jika d tunjukkan wajah pemain pendukungnya,orang itu tidak sedang berbicara,begitupun sebaliknya
.
Di antara adegannya,d sisipi video pasangan atau keluarga yang berbeda agama.
Tuhan memang menjadi topik pembicaraan mereka. Huruf T pada judulnya cin(T)a memang d maksudkan kepada kata Tuhan.
Mau tahu bagaimana ceritanya, tonton aja filmnya.

Perbedaan bukan untuk diperdebatkan, perbedaan itu untuk dipahami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar